Gunung: Sejarah - Lanskap - Budaya
Cikal-bakal Indonesia, selain identik
dengan terminologi “nusantara” yang berarti kesatuan wilayah yang terdiri dari
pulau-pulau, Indonesia jauh sebelum itu juga dikenal dengan konsep nama
“nusakendeng”. Konsep “nusantara” menunjukkan kelekatan manusia Indonesia
dengan air, atau laut. Sementara itu, “nusakendeng” yang berarti kesatuan
wilayah yang terdiri dari gugusan gunung-gunung, menunjukkan kelekatan manusia
Indonesia dengan gunung.
Fakta ini menunjukkan bahwa sejak
ribuan tahun yang lalu, masyarakat Indonesia dari ujung timur hingga ujung
barat, utara hingga selatan, hidup berdekatan dengan gunung-gunung. Hal paling
sederhana dari kebudayaan masyarakat Indonesia yang identik dengan gunung
adalah cara hidup yang menghargai gunung, tanah, hutan, hingga kesatuan
keanekaragamanhayati di dalamnya. Dengan demikian, cara hidup masyarakat
Indonesia adalah cara hidup yang selaras dengan alam, harmonis, bersifat
menjaga keseimbangan, konservatif.
Namun, dalam perkembangan terkini
gunung-gunung; termasuk tanah, hutan, hingga kesatuan hidup di dalamnya
mengalami gangguan dan intervensi hebat dari manusia Indonesia mutakhir. Alam
terus dijadikan objek eksploitasi tanpa memedulikan dampak kerusakan dan
dampaknya bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Cara hidup manusia mutakhir, termasuk
budaya, dan peradaban manusia Indonesia kini, dominan menunjukkan keterputusan
koneksi manusia dan gunung. Gunung dan totalitas alam tidak lagi dipandang
sebagai kesatuan hidup, melainkan alam sudah dijadikan objek untuk
dieksploitasi.
Salah satu keterputusan koneksi
manusia dan gunung tersebut disebabkan karena keterputusan pengetahuan manusia
terhadap alam-nya. Manusia terasing terhadap gunung yang memberinya kehidupan,
keterasingan tersebut memutus koneksi dialogis manusia dengan alam yang
diakibatkan hilangnya pengetahuan, budaya, hingga cara hidup manusia Indonesia
lama dalam memperlakukan gunung yang penuh penghargaan.
Masyarakat Gunung Indonesia
Salah satu upaya untuk mengembalikan koneksi manusia dan alam, gunung; hutan, dan totalitas kehidupan di dalamnya, adalah dengan cara mengenalkan kembali alamnya itu sendiri.
Langkah pertama dalam melaksanakan
upaya tersebut adalah dengan melakukan penggalian kembali terkait pengetahuan
khas dari setiap kebudayaan gunung-gunung yang ada di Indonesia. Kemudian
melakukan pendataan, dan mendistribusikan kembali pengetahuan tersebut kepada
seluruh masyarakat Indonesia, terutama setiap masyarakat yang hidup berdekatan
dengan gunung-gunung.
“Masyarakat Gunung Indonesia” atau MGI
adalah program atau gerakan swadaya yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
masyarakat terhadap alam/gunung sebagai kesatuan hidup yang perlu diperhatikan,
diketahui, dikenal, dan difahami. Sehingga diharapkan akan tumbuh rasa
memiliki, mencintai, sehingga dapat dengan sendirinya dari kesadaran tersebut
masyarakat secara sadar kolektif menjaganya.
Masyarakat Gunung Indonesia selain
sebagai sebuah program atau gerakan yang menginisiasi riset di setiap wilayah,
juga diupayakan menjadi pusat media pendataan dari setiap kegiatan per-wilayah
sehingga hasilnya dapat mengakumulasi data keseluruhan terkait gunung-gunung
dalam hubungannya dengan manusia/masyarakatnya di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar